Rizal Duta Petani Muda Asli Jakarta Raup Puluhan Juta Dari Membudidaya Varietas Alpukat Cipedak

Oleh Elva Lestari 168

Jakarta, Direktorat SMK – Selama ini pandangan seorang petani adalah menggarap lahan di desa pada kawasan terbuka di bawah terik matahari, namun pandangan tersebut dipatahkan oleh Ahmad Fahrizal, pemuda asal dan asli Jakarta yang berhasil membuktikan jika kegiatan bertani dapat dilakukan di kawasan padat penduduk di tengah kota Jakarta yang dilakukan dengan menyenangkan baik dari segi proses maupun hasilnya. Di awali dari hobi dan kecintaannya pada dunia sosok pria asli Betawi ini sukses menggeluti bidang Agrobisnis sebagai pembibit dan penjual Alpukat. Kesuksesan Ahmad Fahrizal berhasil mengubah image petani menjadi lebih bergengsi, apalagi penghasilan yang di raih perbulan bisa mencapai puluhan juta.

 

 

Rizal sendiri merupakan salah satu alumnus Sekolah Menengah Kejuruan lahir di Jakarta 5 November 1988, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Rizal memiliki latar belakang keluarga petani, hal tersebut menjadi salah satu pemicu ketertarikan dirinya pada bidang pertanian sejak usia belia. Pendidikan tingkat sekolah menengah atas ditempuhnya di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang saat ini berubah menjadi SMKN 63 Jakarta Selatan, dirinya mengambil jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura. Dirinya melanjutkan kuliah pada Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian. Setelah lulus Rizal menjadi salah satu tenaga harian lepas penyuluh pertanian di Kementerian Pertanian RI yang bertugas di Cilincing, Jakarta Utara pada tahun 2007. Profesi sebagai penyuluh ini dilakoni hingga tahun 2011 hingga dirinya mendapatkan inspirasi untuk menekuni sebagai petani. Kegiatan yang dilakukan Rizal selain bertani dirinya kini aktif di sosial media dan memberikan penyuluhan mengenai pertanian.

 

Meraih Omset Puluhan Juta Dari Hobi Bertani Alpukat

Awalnya Rizal bertani sayur namun beralih ke Alpukat karena suka dengan buah dan khasiatnya.  Kemudian dirinya mencoba menanam di halaman rumah dan disebarluaskan ke tetangga juga kerabat agar dapat merasakan manfaat dari buah Alpukat. Dari sini timbul ide untuk menjadi peluang bisnis, Rizal banyak mengikuti grup-grup komunitas yang ternyata di luar daerah juga sudah banyak yang mengembangkan bibit Alpukat yang ditanamnya. Hal yang menarik bahwa Rizal akhirnya dapat mengedukasi bahwa pohon induk awal berasal dari Jakarta. Di tengah kota Jakarta, bermodalkan menyewa tanah seluas 1.000 meter persegi selama lima tahunan, Fahrizal membangun sendiri kebun budidaya Alpukat Cipedak dengan kualitas unggul baik dalam bentuk bibit dan buah, 1.000 meter persegi ini bisa dibudidayakan 1.000 hingga 3.000 bibit Alpukat Cipedak.

 

Rizal menjelaskan, pada tahun 2015 dirinya memiliki panggilan hati, tergerak untuk ikut melestarikan varietas Alpukat Cipedak (nama sertifikasinya) atau dikenal dengan Alpukat Miki/Mentega. Keinginan tersebut didasari karena buah tersebut merupakan buah yang membawa nama daerah di Jakarta. Dirinta bertekad untuk melanjutkan budi daya tanaman Alpukat Cipedak sebagai bentuk kontribusi nyata untuk Jakarta dan varietas ini jangan sampai punah.

"Saya ingin melanjutkan yang sudah dilakukan orang-orang tua kita dulu karena sudah semakin sedikit yang punya kepedulian. Akhirnya, saya membentuk kelompok tani (Poktan) untuk budi daya Alpukat Cipedak," ungkapnya pada kesempatan wawancara.

 

 

Dirinya menuturkan Alpukat Cipedak memiliki nilai sejarah dan sebagai kecintaan pada Jakarta, pada tahun 2017 pesanan bibit Alpukat Cipedak sudah mencapai ribuan pohon. Permintaan semakin meningkat saat pandemi COVID-19 di tahun 2019.

"Pesanan Alpukat terus meningkat. Tidak hanya dari Jakarta, namun hampir disemua wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua.” terangnya

Menjadi sebuah kebanggaan, lanjut Rizal, pohon Alpukat Cipedak ini juga sudah ditanam di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Omset perbulan kata Rizal sekitar rata-rata 30 juta rupiah dan untuk omset pertahun rata-rata bisa sekitar 300 – 500 juta rupiah. Nama merek dagang milik Rizal adalah Peralpuketan duniawi dengan visi menjadi penangkar bibit tanaman buah-buahan Alpukat.

 

 

Menjadi Duta Tani Melenial Dari Kementarian Pertanian RI

Young Ambassador merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Ajang ini merupakan pemilihan dan pelatihan petani/pengusaha muda sektor pertanian dari seluruh Indonesia. Pada Tahun 2023 Ahmad Fahrizal terpilih menjadi salah satu dari 50 peserta Young Ambasador Agriculture. Pada awalnya Rizal mendaftarkan diri dalam ajang tersebut yang diadakan oleh Kementerian Pertanian, kemudian mengikuti seleksi, dan akhirnya terpilih menjadi satu-satunya petani yang lolos.

 

Pesan dari Rizal di sesi akhir wawancara terutama untuk peserta didik SMK "Ayo kawan-kawan muda, kita harus jeli melihat peluang disekitar kita, jangan sampai kita mencari rejeki diluar bidang yang kita geluti, sayang ilmu yang kita pelajari kalau kita tidak tekuni dan kembangkan di kehidupan mendatang, teman-teman SMK harusnya lebih unggul, karena memiliki keahlian spesifik yang dipelajari pada saat sekolah, tinggal di yakini dan dikembangkan. Malah ini bisa dijadikan passion dan personal branding diri kita karena kejuruan kita." ungkap Rizal dengan penuh semangat.

 

 

Penulis: Elva Lestari